MENGAJARKAN TATA CARA BERTAMU KEPADA ANAK USIA DINI (UNTUK GURU DAN ORANGTUA)
Abstract
Menurut Irwanto (2002) masa-masa dominan dalam pembentukan karakter dan kepribadian
anak itu di dalam keluarga. Fase tersebut mulai dari periode kanak-kanak akhir (late childhood)
hingga periode dewasa awal (early adulthood). Jika pada fase itu dilakukan proses penanaman
nilai-nilai moralitas- yang terangkum dalam pendidikan karakter secara sempurna, maka akan
menjadi pondasi dasar sekaligus warna kepribadian anak ketika dewasa kelak. Menurut Edy
Waluyo (2007) pendidikan karakter terhadap anak hendaknya menjadikan mereka terbiasa
untuk berperilaku baik; sehingga ketika seorang anak tidak melakukan kebiasaan baik itu, yang
bersangkutan akan merasa bersalah. Dengan demikian, kebiasaan baik sudah menjadi
semacam instink, yang secara otomatis akan membuat seorang anak merasa kurang nyaman
bila tidak mekakukan kebiasaan baik itu. Salah satu contoh karakter baik adalah pada saat
menerima ataupun bertamu. Cara bertamu yang baik adalah: meminta ijin masuk, jangan
mengintip ke dalam rumah, berpakaian yang rapi dan pantas, memperkenalkan diri sebelum
masuk, masuk dan duduk dengan sopan, menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati
dan memilih waktu yang tepat untuk bertamu. Cara menerima tamu yang baik adalah: berpakaian
yang pantas, menerima tamu dengan sikap yang baik, menjamu tamu sesuai kemampuan dan
tidak perlu mengada-adakan, dan antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang. Ajarkan
anak menjadi tuan rumah yang baik dengan cara membuat tamu merasa diterima dengan cara;
fokus pada tamu, mengatakan “aku senang kamu bisa datang”, menghentikan kegiatan yang
sedang dilakukan ketika temannya datang, mulailah suatu kegiatan yang memungkinkan teman
bisa ikut serta dan mengantisipasi kebutuhan tamu.
anak itu di dalam keluarga. Fase tersebut mulai dari periode kanak-kanak akhir (late childhood)
hingga periode dewasa awal (early adulthood). Jika pada fase itu dilakukan proses penanaman
nilai-nilai moralitas- yang terangkum dalam pendidikan karakter secara sempurna, maka akan
menjadi pondasi dasar sekaligus warna kepribadian anak ketika dewasa kelak. Menurut Edy
Waluyo (2007) pendidikan karakter terhadap anak hendaknya menjadikan mereka terbiasa
untuk berperilaku baik; sehingga ketika seorang anak tidak melakukan kebiasaan baik itu, yang
bersangkutan akan merasa bersalah. Dengan demikian, kebiasaan baik sudah menjadi
semacam instink, yang secara otomatis akan membuat seorang anak merasa kurang nyaman
bila tidak mekakukan kebiasaan baik itu. Salah satu contoh karakter baik adalah pada saat
menerima ataupun bertamu. Cara bertamu yang baik adalah: meminta ijin masuk, jangan
mengintip ke dalam rumah, berpakaian yang rapi dan pantas, memperkenalkan diri sebelum
masuk, masuk dan duduk dengan sopan, menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati
dan memilih waktu yang tepat untuk bertamu. Cara menerima tamu yang baik adalah: berpakaian
yang pantas, menerima tamu dengan sikap yang baik, menjamu tamu sesuai kemampuan dan
tidak perlu mengada-adakan, dan antarkan sampai ke pintu halaman jika tamu pulang. Ajarkan
anak menjadi tuan rumah yang baik dengan cara membuat tamu merasa diterima dengan cara;
fokus pada tamu, mengatakan “aku senang kamu bisa datang”, menghentikan kegiatan yang
sedang dilakukan ketika temannya datang, mulailah suatu kegiatan yang memungkinkan teman
bisa ikut serta dan mengantisipasi kebutuhan tamu.
Keywords
tata cara bertamu, anak usia dini, karakter.
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.33578/jpsbe.v5i2.3842
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Educhild : Pendidikan dan Sosial
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.