ORANG TUA SEBAGAI PEMERAN UTAMA DALAM MENUMBUHKAN RESILIENSI ANAK
Abstract
Kemajuan zaman menawarkan berbagai kemudahan, tapi sekaligus juga berbagai masalah. Berkaitan dengan anak, maka permasalahan yang mungkin muncul dapat berasal dari lingkungan rumah, sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas. Untuk itu orang tua perlu mempersiapkan anak agar mampu menghadapi berbagai masalah dan hambatan dengan kemampuan bertahan yang baik dan bangkit kembali. Kemampuan ini disebut dengan resiliensi. Untuk membentuk resiliensi tersebut, orang tua perlu berempati, berkomunikasi dan bersikap positif pada anak, melatih anak agar dapat membuat keputusan dan memecahkan masalah, membantu anak bersikap realistis, menumbuhkan kedisiplinan, hingga melibatkan anak dalam berbagai kegiatan sosial. Peran orang tua dalam hal ini sangat penting. Karenanya orang tua tidak lagi bisa sekedar menggunakan cara tradisional dalam mendidik anak, tapi orang tua harus terbuka dengan cara-cara baru yang semuanya bertujuan untuk menumbuhkembangkan resiliensi pada anak.
Progress of the times offers a variety of conveniences, but also various problems. In relation to children, problems may arise from the home, school, and wider environment. For that parents need to prepare children to be able to deal with various problems and obstacles with good survival and resurgence. This ability is called resilience. To shape the resilience, parents need to empathize, communicate and be positive to the child, train children to make decisions and solve problems, help children be realistic, foster discipline, to engage children in various social activities. The role of parents in this case is very important. Therefore parents can no longer simply use traditional ways of educating children, but parents should be open in new ways all aiming to cultivate resilience in children.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Berk, Laura E., 2006. Child Development. Boston: Pearson
Brooks, Robert., Goldstein, Sam. 2001. Raising Resilient Children. McGraw-Hill.
Brooks, Robert., Goldstein, Sam. 2005. Handbook of Resilience in Children. Springerlink
Eko Priliawito dan Afra Augesti. 2017. Kasus Bullying Anak Meningkat pada 2017. www.viva.co.id. Diakses pada 23 Maret 2018.
Hamid Patilima. 2015. Resiliensi Anak Usia Dini. Alfabeta: Jakarta
Ilga Maria dan Ria Novianti. 2017. Pengaruh Pola Asuh dan Bullying terhadap Harga Diri (Self Esteem) pada Anak Kelompok B TK di Kota Pekanbaru. Jurnal Educhild Vol. 6 No. 1
Klohnen, Eva C., 1996. Conceptual Analysis and Measurement of The Construct Ego-Resiliency. Journal pf Personality and Social Psychology, Vol 70 (5) May 1996.
Luthar, Suniya S., 2003. Resilience and Vulnerability. Cambridge University Press.
Norman, E. 2000. Resiliency Enhancement: Putting the Strength Perspective Into Social Work Practice. New York: Columbia University Press.
Reivich, Karen., Shatte, Andrew. 2002. Handbook of Resilience in Children. The Resilience Factor: 7 Keys to Finding Your Inner Strength and Overcoming Life'sHurdles. Harmony: New York.
Siebert, A. 2005. The Resilience Advantage: Master change, Thrive Under Pressure, and Bounce Back from Setbacks. California: Berrett-Koehler Publishers, Inc.
Smith, Angela. 2013. The 7 Areas of Resilience. www.adaptfaster.com diakses 23 Maret 2018
Van Breda, Adrian Du Plessis. 2001. Resilience Theory: A Literature Review. Pretoria: Military Psychological Institute.
DOI: http://dx.doi.org/10.33578/jpsbe.v7i1.5101
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 1970 Jurnal Educhild : Pendidikan dan Sosial
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.